Ketika pergi ke rumah sakit, biasanya dokter akan mengeluarkan alat ukur. Mulai dari pengukur tekanan darah, detak jantung, sampai kadar gula. Dalam kondisi tertentu, dokter juga kerap memastikan kesehatan seseorang lewat berbagai tes di laboratorium.
Pada dasarnya ada angka atau patokan yang harus kita ingat dalam urusan kesehatan. Artinya, kita harus tahu berapa angka tekanan darah yang normal atau kadar kolesterol. Dengan tahu angka-angka ini, kita bisa menjaga diri sehingga tak perlu sampai kebablasan dan menanggung akibat yang jauh dari menyenangkan. Menurut para pakar, setidaknya Anda perlu mendapatkan delapan angka penting ini. Silakan dibaca dan dicamkan selalu!
1. Tekanan darah: 120/80
Menurut dr Arthur Tan, spesialis jantung dari Gleneagles Hospital, darah tinggi berpotensi menjadi pembunuh nomor satu di dunia di tahun 2020. Darah tinggi sering menyerang tanpa gejala. Oleh sebab itu, pemeriksaan tekanan darah rutin wajib hukumnya. Lakukan sebulan sekali dengan alat ukur digital pribadi, atau setahun dua kali oleh dokter.
Pastikan tekanan darah tidak lebih dari 120/80 mmhg. ”Paling tidak 10 di atas atau di bawah 120/80. Lebih atau kurang dari itu harus mendapat perawatan dokter,” jelas dr Wiwin Ristanto SpB, spesialis bedah dan kewanitaan RS Onkologi Surabaya.
2. Kolesterol: 2 banding 1
Menurut dr Johanes Chandrawinata, MND, SpGK, spesialis gizi klinis dari RS Melinda Bandung, apabila kadar kolesterol total kita di atas 200 mg/dL, itu disebut tinggi. Yang normal adalah jika di bawah 200 mg/dL. Dengan perhitungan, LDL (kolesterol buruk) di bawah 100 mg/dL dan HDL (kolesterol baik) di atas 45 mg/dL.
Singkatnya, perbandingan antara LDL dan HDL adalah 2:1. Semakin tinggi kadar HDL, semakin tinggi pula perlindungan terhadap penyakit jantung koroner.
3. Lingkar pinggang: kurang dari 80 cm
Bagi wanita dewasa, ukuran lingkar pinggang sebaiknya tak lebih dari 80 cm. Kalau di atas itu, artinya di bawah perut ada tumpukan lemak yang tak diperlukan, dan membuat kita kelebihan berat badan. Ada dua jenis penumpukan lemak di area perut: di bawah kulit dan di dalam organ. ”Yang berbahaya adalah jenis kedua karena dapat mempertinggi risiko diabetes tipe-2, hipertensi, fatty liver, stroke, dan penyakit jantung koroner,” tutur dr Johanes.
4. Inflamasi: di bawah 10.000
Inflamasi terjadi pada tubuh kita saat mengalami peradangan. Kita bisa mengetahui tingkat peradangan tubuh dengan mengukur kadar C-reactive protein (CRP) yang diproduksi oleh liver dan merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh.
Menurut dr Wiwin, CRP yang normal adalah di bawah 10.000. Ini artinya, risiko kita mendapat gangguan jantung rendah. Tingkat peradangan di atas 15.000 harus diterapi dan dicari sumbernya karena mungkin ada penyakit terpendam. Misalnya, gangguan sistem imunitas.
5. Vitamin D: minimal 30
Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko gangguan hati, multiple sclerosis, gangguan imunitas, dan osteoporosis. Risiko osteoporosis ditentukan oleh gaya hidup, jenis kelamin, dan usia. Wanita lebih rentan mengalami kerapuhan tulang dibanding pria. Risiko bertambah ketika memasuki usia menopause.
Kita bisa mencegah osteoporosis dengan menabung kalsium sejak dini. Supaya penyerapan kalsium maksimal, tubuh kita perlu vitamin D. Demikian info dari National Institute of Health. Untuk mengetahui berapa kadar vitamin D kita, lakukanlah tes darah. Kadar vitamin D per hari yang direkomendasikan adalah lebih dari 30.
6. Gula darah: kurang dari 140
The Western Pacific Declaration on Diabetes menyebutkan, diabetes melitus (bukan turunan) sudah menjangkiti remaja dan anak-anak. Faktor penyebab utamanya adalah kegemukan. Semakin banyak jaringan lemak (terutama di perut), semakin resistan otot dan sel terhadap insulin. Dengan kata lain, kegemukan dapat menghambat kerja insulin sehingga gula darah naik.
Jadi, kita harus selalu menjaga agar kadar gula darah tetap normal. Masih menurut dr Johanes, tinggi atau rendahnya kadar gula darah tergantung pada kondisi kita saat diperiksa. Kadar gula darah normal setelah berpuasa selama 6-8 jam, adalah 70-100 mg/dL, sedangkan kadar gula darah 2 jam setelah makan yang normal adalah di bawah 140 mg/dL.
7. Kepadatan tulang: -2,5
Untuk mengetahui seberapa padat tulang kita, lakukan tes kepadatan tulang atau bone mass density (BMD). Dr Michael Triangto, SpOK, dari Slim+Health Sports Therapy mengatakan bahwa batasan osteoporosis adalah T-score -2,5. Jika nilainya lebih dari -2,5, berarti termasuk osteoporosis. Jika kurang, artinya osteopenia (sebelum masuk osteoporosis). Tes kepadatan tulang dianjurkan bagi wanita menopause, pernah patah tulang, punya riwayat keluarga osteoporosis, dan berstruktur tulang belakang tidak normal.
8. Denyut jantung istirahat: 60-80
Sehat atau tidaknya kondisi fisik kita bisa juga ditandai dengan denyut jantung saat istirahat (resting heart rate). Paling baik mengukur denyut jantung istirahat adalah ketika baru bangun tidur.
Caranya, tekan nadi di pergelangan tangan atau di leher di bawah rahang dengan jari telunjuk. Hitung denyutnya selama 15 detik, lalu hasilnya kalikan 4. Kata dr Wiwin, denyut jantung istirahat yang normal bagi wanita dewasa adalah 60-80 per menit. Jika denyut jantung istirahat seseorang melebihi batas, berarti jantungnya bekerja terlalu keras sehingga lebih berisiko mengalami serangan jantung atau stroke.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar