TRIBUN JOGJA/HENDI KURNIAWAN
Pola geometris yang terbentuk di persawahan Jogotirto, Berbah, Sleman, Minggu (23/1/2011) pagi.
Apa Itu Crop Circles
Lingkaran tanaman (Crop circles) adalah suatu pola teratur yang terbentuk secara misterius di area ladang tanaman, seringkali hanya dalam waktu semalam. Fenomena ini pertama kali ditemukan di Ingris pada akhir 1970, dengan bentuk pola-pola lingkaran sederhana. Pada masa-masa setelahnya, pola ini cenderung bertambah rumit dan tidak terbatas hanya pada lingkaran semata. Namun karena mengacu pada asal-usulnya, maka istilah Crop Circles ini masih dipertahankan.
Mereka yang mempelajari fenomena Crop Circles ini sering disebut juga dengan istilah "cerealogis", dan ilmu yang mempelajari fenomena ini disebut dengan cerelog. Para Cerealogis kemudian mengembangkan istilah baru untuk fenomena ini, yaitu agriglyph.
Fenomena Crop Circles seringkali dikait-kaitkan dengan isu UFO atau mahluk luar angkasa.
BERITA TERKAIT: JEJAK MISTERIUS DI YOGYA
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hendi Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Fenomena unik terjadi Desa Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman, DIY Minggu (23/1/2011). Padi ambruk di tengah sawah membentuk pola lingkaran yang sangat rapi. Seperti pola itu sengaja dibuat manusia.Istilah ilmiah untuk fenomena ini biasa disebut dengan istilah crop circles atau linkar taman.
Menurut keterangan Basori (41), warga yang rumahnya berada di utara sawah itu. Tadi malam (22/1/2011) sekitar pukul 22.30, dirinya mendengar suara gemuruh layaknya suara helikopter mendarat. "Suara itu terdengar sekitar 30 menit. Tapi saya tidak gubris suara itu. Saya pikir itu suara helikopter lewat," tuturnya.
Hal itu diamini oleh Ayu Rukini (32), istri Basori. "Saya juga mendengar suara itu. Waktu itu saya dan suami sedang menonton televisi. Saya mengira tentara Angkatan Udara sedang latihan," terangnya.
Fenomena ini diketahui pertama kali oleh Yudi (20). "Sekitar pukul lima pagi tadi, saya berangkat kerja. Sewaktu melewati sawah ini, saya melihat padi-padi ambruk tapi membentuk pola yang rapi," kata Yudi.
Tapi Yudi menyanggah keterangan Basori, tentang suara gemuruh yang terdengar semalam. Yudi yang tadi malam nongkrong di depan rumah Basori sampai pukul tiga pagi, tidak mendengar suara apa pun.
"Bahkan semalam tidak ada hujan atau angin. Tahu-tahu tadi pagi sudah terbentuk pola ini (lingkaran) di tengah sawah," imbuh Yudi.
Fenomena ini dapat dilihat dengan jelas, dari puncak bukit di utara sawah. Warga setempat menyebut bukit itu Gunung Suru. Puluhan warga menaiki Gunung Suru untuk melihatnya. Meski hujan turun dan jalan ke puncak bukit sangat licin, tidak membuat antusiasme warga melihat fenomena ini.
"Apakah ada UFO mendarat di sini? saya tidak tahu pasti. Yang jelas ini adalah kebesaran Allah. Mungkin Allah memperingatkan manusia untuk menjaga alamnya," kata Syamsul Bahri (37), warga Beloran, Madurejo, Prambanan, Sleman, yang datang untuk melihat dari puncak Gunung Suru.
Jauhari (34), warga Kebondalem, Madurejo, Prambanan, Sleman, yang rela jatuh bangun karena licinnya jalan menuju puncak Gunung Suru, berujar. "Ini seperti fenomena pendaratan UFO, yang sering dibahas di televisi. Tapi saya tidak tahu apakah benar adanya. Hanya Allah yang tahu sebabnya," ucapnya.
Fenomena misterius semacam ini sering dijumpai dibeberapa tempat
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Fenomena unik terjadi Desa Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman, DIY Minggu (23/1/2011). Padi ambruk di tengah sawah membentuk pola lingkaran yang sangat rapi. Seperti pola itu sengaja dibuat manusia.Istilah ilmiah untuk fenomena ini biasa disebut dengan istilah crop circles atau linkar taman.
Menurut keterangan Basori (41), warga yang rumahnya berada di utara sawah itu. Tadi malam (22/1/2011) sekitar pukul 22.30, dirinya mendengar suara gemuruh layaknya suara helikopter mendarat. "Suara itu terdengar sekitar 30 menit. Tapi saya tidak gubris suara itu. Saya pikir itu suara helikopter lewat," tuturnya.
Hal itu diamini oleh Ayu Rukini (32), istri Basori. "Saya juga mendengar suara itu. Waktu itu saya dan suami sedang menonton televisi. Saya mengira tentara Angkatan Udara sedang latihan," terangnya.
Fenomena ini diketahui pertama kali oleh Yudi (20). "Sekitar pukul lima pagi tadi, saya berangkat kerja. Sewaktu melewati sawah ini, saya melihat padi-padi ambruk tapi membentuk pola yang rapi," kata Yudi.
Tapi Yudi menyanggah keterangan Basori, tentang suara gemuruh yang terdengar semalam. Yudi yang tadi malam nongkrong di depan rumah Basori sampai pukul tiga pagi, tidak mendengar suara apa pun.
"Bahkan semalam tidak ada hujan atau angin. Tahu-tahu tadi pagi sudah terbentuk pola ini (lingkaran) di tengah sawah," imbuh Yudi.
Fenomena ini dapat dilihat dengan jelas, dari puncak bukit di utara sawah. Warga setempat menyebut bukit itu Gunung Suru. Puluhan warga menaiki Gunung Suru untuk melihatnya. Meski hujan turun dan jalan ke puncak bukit sangat licin, tidak membuat antusiasme warga melihat fenomena ini.
"Apakah ada UFO mendarat di sini? saya tidak tahu pasti. Yang jelas ini adalah kebesaran Allah. Mungkin Allah memperingatkan manusia untuk menjaga alamnya," kata Syamsul Bahri (37), warga Beloran, Madurejo, Prambanan, Sleman, yang datang untuk melihat dari puncak Gunung Suru.
Jauhari (34), warga Kebondalem, Madurejo, Prambanan, Sleman, yang rela jatuh bangun karena licinnya jalan menuju puncak Gunung Suru, berujar. "Ini seperti fenomena pendaratan UFO, yang sering dibahas di televisi. Tapi saya tidak tahu apakah benar adanya. Hanya Allah yang tahu sebabnya," ucapnya.
Fenomena misterius semacam ini sering dijumpai dibeberapa tempat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar